OFFICE: Jl. Perwira II No. 42 Kedamaian - Bandar Lampung CONTACT PERSON : 08117226668 - 081274170533 - 081278196840

Senin, 27 Oktober 2014

SERENDIPITY

Hidup ini bukanlah tentang mengumpulkan nilai. Bukan tentang berapa banyak orang yang menelponmu dan juga bukan tentang siapa pacarmu, bekas pacarmu, atau orang yang belum kau pacari. Bukan tentang siapa yang telah kau cium, olah raga apa yang kau mainkan, atau cowok atau cewek mana yang menyukaimu. Bukan tentang sepatumu, atau rambutmu atau warna kulitmu atau tempat tinggalmu atau sekolahmu atau kampusmu.

Bahkan juga bukan tentang nilai-nilai ujianmu, bukan tentang uang, baju, atau perguruan tinggi yang menerimamu atau yang tidak menerimamu. Hidup ini bukan sekedar apakah kau memiliki banyak teman, atau apakah kau seorang diri, dan bukan tentang apakah kau diterima atau tidak oleh lingkunganmu.

Kamis, 23 Oktober 2014

BANYAK BERSYUKUR

Bersyukur adalah salah satu perbuatan terpuji yang dianjurkan kepada seluruh umat manusia. Baik itu bersyukur dalam keadaan sulit maupun senang, karena sesungguhnya rasa bersyukur itu bisa diungkapkan dalam situasi apapun. Merasa bersyukur sudah dilahirkan dan dijadikan manusia saja sudah merupakan bagian dari rasa keimanan, karena ada banyak orang yang tidak mau bersyukur atas kejadiannya, mereka berpikir, alangkah baiknya jika dulu mereka terlahir sebagai hewan atau tumbuhan, tidak seperti halnya manusia yang memiliki seribu satu macam persoalan dan beban. Masya Allah, ini adalah salah satu bentuk kekufuran, kufur nikmat, tidak mau mengakui kekuasaan ALlah selaku pencipta Mutlak.

MUSLIM SEJATI TAK RAGU SOAL REZEKI

Khawatir tentu bukan sikap yang keliru. Karena khawatir atau takut itu merupakan bagian dari fitrah manusia. Tetapi, sebagai Muslim kita tidak boleh berlebihan dalam menyikapi berbagai macam isu yang muncul di media bahwa akan terjadi ‘kekacauan’ ekonomi, sehingga terbesit niat negatif.

Andaikata isu itu terbukti, sebagai Muslim kita tetap harus pada ke-Islam-an kita dengan penuh kesungguhan. Sebab, Allah yang Maha Memelihara alam ini tidak mungkin akan membinasakan hamba-hamba-Nya yang benar-benar beriman.

KETIKA DITIMPA MUSIBAH

Suasana batin bagi setiap orang cenderung sama saat mengalami lima peristiwa. Pertama, ketika seseorang sedang ditimpa musibah atau kekecewaan. Kedua, ketika seseorang sedang mempunyai hajat besar.

Ketiga, ketika seseorang baru saja melakukan dosa besar. Keempat,  ketika seseorang sedang di dalam keadaan normal dan kelima, ketika seseorang sudah mencapai maqam spiritual lebih tinggi.

JANGAN MENUKAR AKHIRAT DENGAN DUNIA

Sejak Rasulullah shalllahu alaihi wa salam hijrah di Madinah, bersama-sama para muhajirin, seperti diriwayatkan oleh Ibn Jarir, bahwa Yunus bin Abdul A’la mengabarinya dari Ibnu Wahab dari Sa’id bin Abdurrahman al-Jumahi, bahwa ia mendengar khotbah Rasulullah shallahu alaihi wa salam shalat Jum’at yang pertama di Madinah, tepatnya di Bani Salim bin Amru bin Auf. Inilah khotbah Rasulullah shallahu alaihi wa salam itu.

WAJAH BERSIH BERCAHAYA

Jika banyak perempuan modern sering ditemukan mengabiskan waktu dan menghamburkan banyak rupiah di salon-salon kecantikan terutama untuk memoles wajahnya supaya semakin cantik, segar, dan  menarik, maka bagi  Muslimah upaya itu cukup dengan air wudhu.

Di samping murah dan praktis juga tentu saja berbobot pahala di sisi-Nya. Wudhu, ternyata bisa menjadikan pengamalnya berwajah bersih dan bercahaya.

Rabu, 22 Oktober 2014

JIWA DAN KEKHALIFAHAN MANUSIA

Seluruh sistem kehidupan terdiri dari tiga komponen sistem,  Alquran, manusia dan alam. Ketiga-tiganya telah diciptakan Allah dengan fungsi yang jelas dan hubungan yang harmonis. Manusia sebagai khalifah, bumi sebagai pendukung kekhalifahan dan Alquran sebagai pedoman kekhalifahan.
Tugas kekhalifahan manusia, tidak diberikan dengan tangan kosong. Karena Allah telah melengkapi manusia dengan potensi kecerdasan yang lengkap. Ilmu pengetahuan modern menjelaskan adanya 4 potensi kecerdasan manusia (Covey, 2004): kecerdasan fisikal (body)), mental (mind), emosional (heart) dan spiritual (spirit).

SABAR PADA KETENTUAN ALLAH

Kata-kata hikmah terkenal: "Barangsiapa yang sabar atas cobaan, ia bisa mencapai kesempurnaan."


Penyair menuliskan; "Kuatkan kesabaran ketika ada musibah, sekali-kali jangan gusar atau gelisah. Manakala dunia menampakkan diri dengan keindahannya, maka sikap bersabar adalah yang terbaik. Perangilah hawa nafsu dengan membiasakan diri dalam kebajikan, pasti tercapai harapanmu tanpa ada yang menyimpang."

BANYAK BERSYUKUR

Bersyukur adalah salah satu perbuatan terpuji yang dianjurkan kepada seluruh umat manusia. Baik itu bersyukur dalam keadaan sulit maupun senang, karena sesungguhnya rasa bersyukur itu bisa diungkapkan dalam situasi apapun. Merasa bersyukur sudah dilahirkan dan dijadikan manusia saja sudah merupakan bagian dari rasa keimanan, karena ada banyak orang yang tidak mau bersyukur atas kejadiannya, mereka berpikir, alangkah baiknya jika dulu mereka terlahir sebagai hewan atau tumbuhan, tidak seperti halnya manusia yang memiliki seribu satu macam persoalan dan beban. Masya Allah, ini adalah salah satu bentuk kekufuran, kufur nikmat, tidak mau mengakui kekuasaan ALlah selaku pencipta Mutlak.

CARA MEREKA MENGHANCURKAN KITA

Mereka hendak memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka, sedang Allah tidak mau selain menyempurnakan cahayaNya, sekalipun orang-orang kafir itu benci akan hal itu.”(QS. At Taubah :32). Begitulah Allah memperingatkan kepada kita di dalam Al Quran, bahwa musuh- musuh Allah akan bertindak menghancurkan kita lewat sekecil- kecilnya celah. Mereka membius kita para muslimah untuk merusak aqidah. Kenapa mereka sangat memprioritaskan wanita? karena wanita akan menjadi ibu dan seorang istri, ratu di rumah suaminya. Ketika wanita sudah terfitnah dan tergoda oleh godaan dan suguhan mereka, maka wanita itu juga akan mendidikkan dan mewariskan hal tersebut kepada generasi mereka selanjutnya.

CATATAN MUHAMAD RAMDAN


Ketika ia berhenti menjadi juru tulis di kantor pengacara, ia pindah ke Paris dan menetap di istana  seorang bangsawan. Kepindahannya ke Paris bertahun-tahun menarik perhatianku terutama setelah aku amati ia menjadi koresponden koran terkenal. Lama aku mengikuti tulisan-tulisannya yang dimuat di koran “Le Messager” dan koran “Le Moniteur” yang laris di Paris. Setelah aku ketahui ia mulai lagi menulis novel dan sandiwara, aku tak sabar lagi menemuinya.

KEHENINGAN

Setiap manusia butuh hening, meski tak panjang. Frekuensi kerja otak dan laku pikir yang masif kalanya harus diistirahatkan meski tubuh sedang terjaga. Ironinya, hening itu langka. Di kota-kota besar, nuansa alam yang mendekatkan manusia memetik keheningan nyaris sukar didapat. Keriuhan mesin transportasi, aktifitas ruang publik yang dipenuhi dengan bicara, suara alat berbagai-bagai, semua membentuk satu kesatuan suara bising. Bahkan di ruang privat sekalipun, kita telah dikepung oleh atribut-atribut kehidupan yang merampas nuansa keheningan, entah itu berisik televisi, ribut tetangga, suara anjing, dering telpon, gemerisik mesin air, atau gemelising alat pemasak, semua menghasilkan bunyi yang bisa berlangsung serentak. Akibatnya, totalitas kemurnian hening di kota besar menjadi sangat mahal. sekalipun penduduk di kota-kota masih dapat berdiam diri sejenak menikmati dan meresapi keheningan, kadang tidak serta-merta kualitas keheningan total dipetik, sehingga tidak serta-merta pula frekuensi kerja otak dan narasi pikiran itu berhenti.

SEJADAH DI GEREJA

Mat hanya teman main dan mengaji semasa kecil. Sejak aku melanjutkan sekolah dan kuliah di kota, kedekatanku dengan Mat berkurang dari tahun ke tahun. Setelah aku bekerja, menikah, dan menetap di Jakarta, kontak kami sebagai teman kecil di kampung benar-benar seperti putus. Aku hanya mendengar kabar selintas-selinas saja tentang Mat, yang ditutur oleh kedua orang tuaku, baik ketika aku mudik setahun sekali atau ketika keduanya mengunjungiku di Jakarta. Tak beda dari tutur Ayah dan Ibu, kerbat-kerabat di kampung juga sering memperbincang tentang Mat kepadaku setiap aku menjenguk kampung.

KEMATIAN DAJJAL

Bagi segelitir orang, ya, kehidupan telah memberi mereka masa depan finansial yang baik. Namun dunia ini menjadi menarik dan terus berdenyut karena lebih banyak orang hidup dalam kekurangan dan masih dihantui ketakutan atau keraguan memikirkan masa depan hidupnya. Hasrat besar manusia memenuhi ketergantungan duniawinya, uang, masih dominan mengendalikan emosi dan moral manusia. Itu sebab, di tengah derasnya industri internet yang semakin nyata, di tempat lain di sudut kota, seorang lelaki berambut gimbal yang masih hidup serba kekurangan itu  mati-matian mempertahankan pekerjaan hariannya, namun di sisi lain ia sejak lama  menekuni pula profesi kedua.

Selasa, 21 Oktober 2014

MANUSIA PASCA IBRAHIM

Kata orang arif, kebanyakan Kaum Muslimin dewasa ini maqam ilmu hidupnya 'masih Hindu', ada juga gejala 'sudah Budha' atau bahkan 'sudah Kristen', namun kondisi rata-ratanya adalah 'belum Islam'. Jadi masuk akal kalau pengetahuan mengenai kesempurnaan Islam atau kepamungkasan kenabian Muhammad lebih diterima sebagai dogma gelap dari pada basil internalisasi. Tidak diketahui dan kurang dipelajari oleh kebanyakan Kaum Muslimin tanjakan-tanjakan kwalitatif ilmu kehidupan yang diperankan oleh urutan-urutan '25 aktor' Rasul menuju al-ufuq al-mubin yang bernama Islam. Orang Islam tiap hari berpuluh-puluh kali mengucapkan 'Allahu Akbar' tidak karena takjub oleh setiap terminal penghayatan ilmu, rnelainkan karena "setiap serdadu harus apel di setiap Parade Senja".
 

Peluang untuk thalabul 'ilmi secara jujur juga makin sempit peluangnya oleh politik misalnya oleh konsep SARA yang ndeso. Tidak populer bagi kita progressi dari 'Adam Balita', 'Nuh TK', 'Ibrahim Remaja', 'Ismail DO', 'Musa Sarjana Anyaran', 'Isa Doktor GR' dan- 'Muhammad Paripurna'. Kita tidak memiliki kebebasan akademik dan tidak bersikap historis terhadap proses pertumbuhan ilmu di bumi, karena agaknya Musa, Isa, Budha, dan Muhammad itu berasal dan hidup untuk planet sendiri-sendiri.

SANG KIAI

Dahulu, ada sekitar 200 orang Suku Mandar naik truk, tapi bukan untuk piknik. Ratusan orang Suku Mandar tersebut sedang dalam perjalanan menuju arena pertempuran. Balok kayu, batu, bahkan celurit pun sudah dipersiapkan. Siaga 1, kalau dalam istilah kemiliteran.
 
Tapi, dari belakang, ada sebuah sepeda motor mengejar kawanan manusia yang siap saling bunuh tersebut. Sepeda motor itu berhenti agak jauh di depan truk, lalu dipalangkan di tengah jalan. “Stop!” teriak seseorang lantang, setelah turun dari motor.
 
Tidak ada rasa takut di sorot matanya, meski di depannya ada sekitar 200 ‘manusia buas’, dengan masing-masing memegang senjata. Truk pun berhenti mendadak. “Kalian semua ditunggu Mara’dia di masjid!” lanjut orang tersebut. Tapi, ajaibnya, sekitar 200 orang Mandar yang sudah panas tersebut mau menurut, berbalik arah, dan menuju masjid.